Beranda Opini

Tulisan Nyeleneh & Kebuntuan Tulisan Ilmiah

Oleh Zulfata Direktur Kartika Cendekia Nusantara (KCN), Jakarta Selatan. (Dok.Ist)

Pelita.co – “Tulisan kamu nyeleneh Zul”, ucap seorang yang saya anggap cukup paham terkait dinamika . Pernyataan tersebut bertepatan pula dengan momen puncak pembongkaran kasus Joki dan menguatnya kelompok yang mendewakan gelar akademik di Indonesia saat ini. Sehingga kajian ini mengarah pada dua cara melihat antara tulisan nyeleneh dengan karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah yang tidak dapat mempengaruhi kewarasan berfikir dan bertindak bagi dapat dianggap sebagai tulisan bagi rakyat, meskipun yang memproduksinya adalah kalangan kampus, bahkan profesor sekalipun. Demikian pula dengan tulisan nyeleneh yang tidak bermutu juga dapat dianggap sebagai tantangan dalam dunia tulis menulis bagi rakyat.

Secara pribadi, saya masih meyakini prinsip tulis menulis itu merupakan jalan panjang menuju pencerdasan publik dan kewarasan dalam berbangsa serta bernegara, di mana dengan tulisan tersebut dapat menggerakkan nalar dan perilaku pembaca dan penulis agar dapat berselancar dengan baik dan lincah di atas gelombang kehidupan yang penuh dengan panggung sandiwara dan permainan elite. Tulisan dengan berbagai rumpun, genre dan pendekatannya sejatinya tidak boleh lari dari prinsip tulis menulis tersebut.

Atas pandangan terkait tulis menulis di atas. Saat ini, bahkan juga masa lalu, karya tulis ilmiah terus-terusan terperosok ke jalan penuh kebuntuan, ia mengalami pabrikasi, birokrasi, transaksi, manipulasi, orderan, pelumpuhan nilai hingga sebatas formalitas dan pencitraan. Tanpa mengurai lebih luas betapa lebih banyak tidak bergunanya atau tidak berkualitasnya karya tulis ilmiah di Indonesia saat ini, sungguh dipandang penting untuk memikirkan keberadaan dan mengairahkan untuk terus meningkatkan publikasi tulisan nyeleneh di Indonesia dari masa ke masa.

Baca juga :  Demonstrasi di Jakarta

Terlebih tulisan nyeleneh hampir sama tuanya dengan peradaban dunia, dan cukup muda pula bagi seharah Indonesia. Tulisan nyeleneh tanpa disadari telah menjadi kekuatan yang tak terlihat, bahkan tak disadari oleh berbagai pihak yang hanya menjadikan aktivitas menulis sebagai aktivitas tuntutan pekerjaan. Jauh dari itu, dengan tulisan nyeleneh sejatinya adalah untuk melabrak berbagai kebuntuan tulisan dari masa ke masa. Sehingga perkembangan dunia tulis menulis dalam misi pencerdasan publik akan terus hidup, dan mampu menghindari proses kebuntuan yang sengaja menghalanginya.

Sederhananya, jika karya ilmiah diartikan sebagai karya yang ditulis melalui serangkaian metodologi, teoritis hingga diperjuangkan untuk mendapat pengakuan dari para yang katanya ahli. Sungguh makna tulisan nyeleneh berbanding terbalik dengan makna karya tulis ilmiah. Tulisan nyeleneh secara bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri; aneh, tidak umum, unik dan tidak biasa. Dengan ciri-ciri tulisan ini pula ruang atau kekuatan pembebasan dan pencerdasan secara tersirat cenderung diselipkan ke dalam bentuk tulisan nyeleneh.

Baca juga :  Wartawan dan Media dalam Proyeksi “Normal Baru”

Memang benar tulisan nyeleneh akan menyulut kematangan berfikir dan bersikap sesuai kapasitas pembacanya. Pembaca tulisan nyeleneh akan merasa tidak nyaman bahkan terganggu ketika pembacanya memiliki cara pikir yang picik, sempit dan terbatas cakrawalanya. Sebab tidak jarang tulisan nyeleneh ini dengan berbagai seni penyampaian kalimat dan sudut pandang yang dimainkan di dalamnya dapat menggangu arena-arena kekuasaan kelompok tertentu, apakah itu berbentuk pribadi, instasi maupun ikatan tertentu.
Di akui atau tidak, kini tulisan nyeleneh terkadang masih dipandang sebelah mata bagi pelaku karya tulis ilmiah, hal ini disebabkan di antaranya adalah sekadar persoalan eksistensi , senioritas, bahkan kejumudan para pelaku karya tulis ilmiah itu sendiri. Sedangkan para pelaku yang menulis tulisan dalam gaya nyeleneh justru memandang tulisan karya ilmiah tersebut kaku, dangkal, bahkan cenderung ilusi hingga bersifat seperti menara gading. Sehingga sudah menjadi keniscayaan pula akan terus mengalami benturan antara tulisan nyeleneh dengan karya tulis ilmiah.

Baca juga :  Antara Jokowi dan Paloh

Benar bahwa membaca atau menulis adalah sebuah pilihan bagi publik. Tidak ada satu kekuatan pun yang mampu memaksa publik untuk memaksa apakah ia harus menyukai tulisan nyeleneh atau karya tulis ilmiah. Tetapi di haluan pilihan tersebut yang penting disadari adalah tujuan tulisan tidak boleh lepas dari prinsip universalnya, yaitu pencerdasan publik, memanusiakan manusia, kemerdekaan kewargaan. Bukan aktivitas pabrikan belaka layaknya praktik tulis yang sedang dibongkar di Indonesia saat ini.

Disadari atau tidak, tulisan nyeleneh akan terus meletup, akan terus mendapat tempat bagi pembaca-pembaca yang merdeka saat terus mengulik, mengkonfirmasi berbagai peristiwa-peristiwa penting yang sengaja ditutupi dan dihindari oleh agenda-agenda politik tertentu. Cara pandang seperti ini menjadi penting untuk terus dicermati karena tidak semua sejarah itu hidup tanpa dibentuk dan dirawat. Tidak semua peristiwa tanpa pengaturan dan pesanan. Tidak semua gerakan tanpa sebab dan akibat, hingga tanpa karena ada yang menghalang-halangi, serta tanpa tantangan yang tak dapat dilewati. Rentetan pertimbangan inilah sejatinya yang selau terselip dalam aktivitas tulisan nyeleneh. Panjang umur tulisan nyeleneh dengan berbagai stigma negatif yang dilebelkan padanya.