Beranda Wisata

Acara Merti Desa Trirejo, 6 Gunungan Jadi Rebutan Warga

PURWOREJO, pelita.co,- Berdiri sejak tahun 1913, Desa , Kecamatan Loano, menggelar kirab budaya. Ribuan warga Desa Trirejo dan sekitarnya berkumpul di lapangan untuk merayakan puncak , Kamis (8/8/2024). Dalam kirab budaya ini juga menampilkan tradisi berebut gunungan yang dipercaya menjadi simbol perebutan berkah dari hasil bumi.

Tampak Trirejo, Andhi Prasetiawan bersama Istri dan Anaknya serta   mengikuti kirab dengan menaiki kuda dengan iringan pasukan Bergodo dari Desa Loano.

Acara Merti Desa Trirejo, 6 Gunungan Jadi Rebutan Warga
kepala Desa Trirejo, Andhi Prasetiawan mengikuti kirab dengan menaiki kuda, Kamis (8/8/2024) Foto: pelita.co

Andhi mengatakan, kirab budaya ini mengusung Tema Nyawiji Roso. Tujuan dari teman ini untuk menggambarkan sejarah berdirinya Desa Trirejo yang berasal dari penyatuan tiga wilayah oleh para leluhur.

“Tiga wilayah tersebut adalah Watu Belah, Sejiwan, dan Kedung Dowo. Penyatuan tersebut agar semua warga menjadi satu perasaan, satu tujuan agar Desa Trirejo menjadi lebih maju makmur dan mandiri,” terang Andhi

Baca juga :  Dukung PPNI Tingkatkan Kualitas, Bupati Ajak Nakes Tingkatkan Kompetensi dan Menjunjung Tinggi Profesionalisme

Andhi menjelaskan, Kirab Budaya diikuti oleh perwakilan warga dari 5 Dusun, 5 RW dan 15 RT yang ada di Desa Trirejo. Mereka berkumpul menjadi satu bersama kelembagaan desa dan melakukan kirab.

“Untuk gunungan yang kami bawa jumlahnya ada 6,  terdiri dari membuat 1 gunungan dan setiap dusun membuat 1 gunungan. Selain itu juga ada kambing gulingnya, terus setiap RT membuat tumpeng lalu engkung yang dibuat oleh setiap wilayah,” jelasnya.

lanjutnya, gunungan dibuat dari berbagai hasil bumi, seperti sayur- sayuran dan buah buahan baik yang berupa polo kependem, polo kesampar, polo gumantung dan dari hasil bumi  lain sekitar.

Selain acara kirab juga dilaksanakan Golong Gilig, yaitu menggabungkan tiga wilayah di Desa Trirejo. Dimana pada zaman dulu sekitar tahun 1913, Desa Trirejo belum terbentuk karena adanya tiga wilayah, kemudian dari tokoh masing- masing wilayah sepakat menyatukan wilayah itu menjadi  satu dengan nama Desa Trirejo.

Baca juga :  Rayakan HUT Ke- 33 Tahun, CNI Ajak Ribuan Anggota Ke Bali

“Tujuan dari Golong Gilig yakni nyawiji roso supaya semua warga menjadi satu perasaan, satu tujuan untuk Desa Trirejo, agar lebih maju, lebih makmur dan tentunya menjadi desa yang mandiri,” jelasnya.

Untuk diketahui bahwa rangkaian kegiatan telah dimulai sejak tanggal 6 Agustus 2024 atau pada tanggal 1 Safar Hari ini 8 agustus. Jadi , tokoh , alim ulama sudah berembug terus diputuskan bahwa merti desa Desa Trirejo akan dilaksanakan setiap 1 shofar 1446 H. Selain Rampakan atau kirab budaya, juga dilaksanakan pengajian akbar pada tanggal 10 Agustus dan pentas wayang kulit pada tanggal 11 Agustus 2024.