Beranda Wisata

Karnaval, Dinas Kesehatan Purworejo Menampilkan Mobil Nyamuk DBD dan Stunting

PURWOREJO, pelita.co, Dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) mengelar kegiatan karnaval, Sabtu (31/8/2024).

Karnaval diikuti dari berbagai elemen masyarakat, instansi pemerintah, organisasi, serta pelajar SMA dan SMK dari berbagai sekolah, mereka  turut ambil bagian dalam karnaval yang akan menyuguhkan beragam kreasi dan penampilan budaya.

Karnaval Dinas kesehatan dengan mobil nyamuk DBD Sabtu (31/8/2024)

Tak ketinggalan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo sebagai salah satu peserta Karnaval. Dengan mengangkat tema “Unique in Harmony” yang merupakan representasi dari Kabupaten Purworejo dengan keunikan dan ciri khas Purworejo. Selain itu juga ikut berpartisipasi memeriahkan HUT ke 79 RI serta untuk iklan masyarakat tentang kesehatan, terutama tentang Demam berdarah dengue (DBD), dan Stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Purworejo dr. Sudarmi, MM melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Ekaningtyas Darmiastuti, S.Kep.Ners., MM saat  ditemui awak media menyampaikan bahwa dari seluruh elemen dinas kesehatan dan puskesmas ikut berpatisipasi memeriahkan karnaval ini.

Baca juga :  Kenduri Agung 'Jumenengan' Acara Puncak Hari Jadi Purworejo Ke-191

“Semua elemen kita ajak, sekitar 30 orang yang ikuti karnaval, ada yang jalan kaki dan menggunakan mobil. Untuk pakian kita mengenakan pakaian lurik, sedangkan yang menggunakan mobil mengenakan pakaian adat Jawa,” kata Eka, Sabtu (31/8/2024).

Tujuan dari karnaval ini selain ikut berpartisipasi memeriahkan HUT ke 79 RI dan sebagai iklan masyarakat tentang kesehatan, seperti DBD, dan  masalah Stunting.

Eka menjelaskan, Kabupaten Purworejo merupakan daerah yang masuk kabupaten prioritas stunting. Berbagai penanganan telah dilakukan oleh pemerintah daerah yang bekerjasama dengan lintas sektor dan masyarakat.

Menurut Sekretaris Dinkes ini, Stunting merupakan masalah gizi kronis dalam jangka waktu yang lama dan bisa mengakibatkan gagal tumbuh, gagal kembang serta gangguan metabolisme. Dampak dari stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa beresiko mengidap penyakit degeneratif.

Baca juga :  Laka Laut di Pantai Jatimalang Tim SAR SMK PN-PN2 Purworejo Ikut Serta Pencarian Korban

“Stunting harusnya sudah diantisipasi saat remaja atau sebelum nikah (pra nikah), dipersaipakan dulu apakah ibunya sehat apa tidak. Karena penanggulangan stunting menjadi tanggungjawab kita bersama, tidak hanya pemerintah tetapi juga keluarga Indonesia,” jelas Eka.

Karena dalam jangka panjang ungkap Eka, Stunting berdampak buruk tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan emosi yang berakibat pada kerugian ekonomi.

“Kita harus mulai dari pemenuhan gizi yang baik serta menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,” pungkasnya.