PURWOREJO, pelita.co,-Sedekah Laut merupakan tradisi luhur yang telah turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat pesisir, sebagai bentuk syukur dan doa agar senantiasa diberikan keselamatan dan kesejahteraan dalam mencari nafkah di laut. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal serta nilai-nilai spiritual yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH saat menghadiri dan menyaksikan langsung larung “Kepala Kambing Kendit” pada acara Sedekah Laut. Acara ini dilaksanakan di Pantai Genjik, Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Minggu (28/07/2024).
Turut hadir dalam kegiatan jajaran Forkopimda, Staf ahli Bupati bidang Kemasyarakatan dan SDM Rita Purnama SSTP MM, Kepala Dinporapar Stephanus Aan Isa Nugroho SSTP MSi, Kabag Prokopim Anas Naryadi SH MM, Forkopimcam Grabag dan segenap tamu undangan.
Pada kesempatan itu Bupati mengucapkan terimakasih dan menyalami langsung para nelayan yang telah selesai melarung sedekah laut. Bupati juga mengapresiasi upaya masyarakat Kertojayan yang terus mempertahankan tradisi.
Menurutnya Sedekah Laut bukan hanya sebuah ritual belaka melainkan ajang untuk mempererat tali silaturahmi, kebersamaan, kekompakan dan menjadi sarana untuk mengenalkan serta mewariskan budaya kepada generasi muda.
“Untuk masyarakat Kertojayan, khususnya para nelayan, saya minta selalu jaga kelestarian laut. Hindari penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem dan selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan demi keberlanjutan sumber daya alam kita,” pesannya.
Sementara itu Kepala Desa Kertojayan, Tri Rapi Pangestuti melaporkan, kegiatan Sedekah Laut merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan keselamatan dan kelimpahan rezeki kepada para nelayan di pantai pesisir selatan. Selain itu bertujuan untuk terus menjaga tradisi budaya dan mewariskannya kepada generasi muda.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Bupati Purworejo yang selalu hadir dalam kegiatan Sedekah Laut. Terimakasih juga untuk tamu undangan yang hadir. Sedekah laut ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur kami masyarakat nelayan yang ada di pantai pesisir selatan,” ucapnya.
Sementara itu ditemui disela-sela kegiatan, Lerry dan Niken mahasiswa UGM yang tengah melaksanakan KKN di Desa Kertojayan mengaku senang dilibatkan dalam tradisi sedekah laut. Bagi mereka ini merupakan pengalaman yang luar biasa dimana generasi muda mendapatkan space dan kepercayaan untuk mewarisi tradisi budaya. Mereka sepakat melestarikan tradisi tersebut agar tidak kalah saing dengan budaya lain di era globalisasi ini.
“Kehadiran bupati tentu memberi semangat dan motivasi tersendiri, khususnya untuk para nelayan dan warga masyarakat merasa mendapatkan perhatian. Dan mungkin akan lebih bersemangat melaut di hari-hari selanjutnya,” ungkapnya.
Terpisah Tim P3K Puskesmas Grabag, Siti Mariyam yang bertugas di lokasi, mengungkapkan, dalam ritual tersebut sempat diwarnai insiden yakni salah satu perahu pengiring terbalik saat hendak berangkat ke tengah laut. Beruntung, empat nelayan yang jatuh ke air selamat dan tidak ada yang terluka.
“Yang terbalik pas berangkat ada disebelah barat, Alhamdulillah nelayan selamat semua,” ucap Siti Mariyam.
Siti menambahkan, tak hanya insiden perahu terbalik, peristiwa juga menimpa salah satu nelayan Amiruddin (37) yang mengalami patah tulang paha kanan. Nelayan itu tertindih kapal saat hendak menyelamatkan anak kecil yang bermaksud mengambil jajanan dari atas kapal.
“Saat itu kapal dari tengah mau minggir ke pantai, tapi ada anak kecil mau ambil jajanan diatas kapal. Terus ada ombak besar datang dan nelayan itu menyelamatkan anak kecil itu supaya tidak terkena kapal. Kalau ada ombak kapalnya kan goyang-goyang. Karena takut kena kapal, anak kecilnya itu ditarik biar nggak kena kapal, tapi malah Pak Amir sendiri yang kena ombak dan jatuh ketindihan kapal, akibatnya patah tulang paha kanan dan dibawa ke RS Tjitrowardjojo Purworejo,” jelas Siti.